- Sunday, 25 December 2011

Menebar Aroma Kebaikan

Lima tahun sebelum diutusnya Rasulullah SAW, Makkah dilanda banjir besar dan menggenangi Ka'bah sehingga hampir runtuh. Maka orang-orang Quraisy merenovasinya unntuk menjaga kedudukannya sebagai tempat suci.
Mereka bersepakat bahwa yang boleh ikut membangun hanya orang-orang baik. Pezina, rentenir, dan orang yang dzalim tidak boleh ikut membangunnya. Al Walid bin Al Mughirah Al Makhzumi memulai menghancurkan Ka'bah, lalu diikuti orang-orang setelah melihat Al Walid tidak tertimpa sesuatu apapun. Penghancuran Ka'bah dilakukan oleh kabilah-kabilah. Masing-masing memiliki bagian khusus.
Tatkala pembangunan itu sampai pada peletakan kemballi Hajar Aswad, mereka berselisih siapa yang berhak meletakkannya di tempatnya semula. Perselisihan itu berlangsung selama 4 atau 5 hari dan memuncak hampir menimbulkan peperangan di tanah suci. Lalu berhasil diselesaikan setelah usulan Umayyah bin Al Mughirah Al Makhzumi agar penyelesainnya diserahkan kepada orang yang pertama yang akan mendatangi Ka'bah melalui pintu masjid mereka setujui.
Atas kehendak Allah, yang pertama masuk melalui pintu tersebut adalah Rasulullah SAW. Ketika mereka melihat beliau yang masuk, mereka mengatakan, "Inilah dia orang yang terpercaya. Kami rela menerima keputusannya. Inilah dia Muhammad."
Subhanallah. Mengapa para tokoh terhormat kabilah itu begitu percaya kepada Muhammad Shalallahu 'alaihi wassallam dan rela beliau atur?? Hal ini karena mereka mengenal Muhammad SAW sebagai orang yang jujur dan terpercaya, sebagai orang yang baik tentunya.  Begitulah wahai sahabat. Demikianlah strategisnya orang baik di tengah-tengah masyarakat. Kehadirannya bisa menyelesaikan masalah-masalah yang rumit.

Bahkan manusia yang terlanjur dikenal sebagai orang tidak baik pun mungkin pernah bercita-cita menjadi orang baik. Karena hal itu merupakan cerminan fitrah insan (manusia), yakni mengakui kebenaran dan mencintai kebaikan. Maka tidak mengherankan, apabila ada manusia yang pernah terjerumus dalam ketidak baikan dalam waktu lama bisa berubah menjadi baik lagi setelah melalui perjuangan hebat dan memenangkan pergolakan batin yang dahsyat. Salah satu contoh dalam sejarah adalah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu.

Mari kita berpikir sahabat...

Di zaman sekarangpun banyak orang yang ingin kembali kepada kebaikan setelah bertahun-tahun berkubang dalam lumpur keburukan. Namun, kadang-kadang keinginan baik itu sulit diwujudkan. Mengapa?? Mengapa kok terasa sulit sekali tuk mewujudkannya?? Hal ini bisa dikarenakan, sarana menuju kebaikan masih minim sedangkan tarikan-tarikan kepada keburukan masih begitu kuat di tengah-tengah masyarakat. Sebagai bukti misalnya, jumlah orang sholat berjamaah di masjid masih kalah jauh dengan jamaah pemirsa televisi pada saat adzan maghrib / isya' dikumandangkan. Orang yang gemar menumpuk harta dan berfoya-foya masih lebih banyak dibandingkan yang berzakat / berinfaq. Astaghfirullah ...

Fakta ini semoga bisa menggelitik kita untuk menjadi bagian terpenting dalam upaya memperbanyak sarana menuju kebaikan sesuai dengan kekuatan kita masing-masing. Misalkan, yang berkuasa membuat peraturan, memperbanyak peraturan yang mendorong manusia agar mudah melakukan kebaikan. Yang bertahta, membelanjakan hartanya untuk mengajak orang kembali kepada kebaikan. Paling tidak, kita senantiasa berdo'a agar kebaikan senantiasa melekat pada diri kita dan keluarga, juga tetangga kanan-kiri kita.
Amin Ya Rabbal Alamin ... :)

Rasulullah mengibaratkan berkumpul dengan orang baik itu seperti berdampingan dengan penjual parfum. Kita akan menikmati bau wangi parfum, meskipun kita tidak membelinya.
Bila masing-masing kita berupaya menjadi orang baik, lalu mengajak sebanyak mungkin orang menjadi baik pula, Insya Allah dunia ini akan memancarkan aroma wangi yang menenteramkan hati seluruh insan (manusia) di dunia. Subhanallah ...

Pesan :
Mari sahabat, kita ambil hikmah dari runtaian kalimat diatas untuk menjadi "Orang Yang Baik". Semoga kita bisa senantiasa ber-Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam hal kebaikan) serta "Amar Ma'ruf Nahi Munkar" (mengajak kepada yang baik, mencegah dari yang munkar/buruk). Semoga aroma kebaikan yang kita tebar dapat bermanfaat bagi diri kita dan orang lain disekitar kita.
AMIN YA RABBAL ALAMIN...

Sumber: Majalah OASE

1 comment:

  1. Semoga bisa di amalkan selalu yach :D

    ReplyDelete